Concrete pump

Concrete pump adalah sebuah alat yang digunakan untuk mentransfer cairan beton dengan dipompa.Biasa dipakai pada gedung bertingkat tinggi dan pada area yang sulit untuk dilakukan pengecoran.

Berikut adalah beberapa jenis concrete pump :

1. pompa standar/ concrete pump standar: jenis pekerjaan peruntukan banguan-bangunan rendah seperti Rumah tinggal, ruko, mall dan lain-lain yang ketinggian bangunannya di bawah 20 meter dan pemakaian pipa beton di bawah 60 meter concrete pump yang digunakan adalah concrete pump yang bar betonnya atau concrete presurenya antara 4 mpa atau 40 bar s/d 7 mpa atau 70 bar.
2. pompa longboom/ concrete pump longboom: jenis pekerjaan peruntukan untuk bangunan-bangunan tinggi seperti Perkantoran ruko lantai 5 s/d 7 lantai, yang ketinggian bangunanya diatas 20 meter, concrete pump yang digunakan adalah concrete pump yang bar betonnya atau concrete presurenya antara 8 mpa atau 80 bar s/d 40 mpa atau 400 bar, peruntukan concrete pump yang digunakan tergantung dari seberapa tinggi bangunan gedung tersebut.
3. pompa kodok/ forteble : jenis pekerjaan untuk bangunan-bangunan seperti proyek Dam/bendungan, subway, pelabuhan, jety, pondasi PLN, pondasi menara telephone dan gang/ jalan sempit yang tidak bisa dilalaui mobil pribadi yang jangkauan horizontalnya / mendatar dari 120 meter samapai 170 meter
4. pompa mini/ kecil / concrete pump mini : concrete pump dari jepang yaitu Truck mini Concrete Pump alat tersebut peruntukannya untuk bangunan-bangunan yang jalannya sempit dan ada portal yang hanya bisa dilalau mobil cold desel alat tersebut cocok untuk retail artinya untuk bangunan rumah tinggal ketinggian 1 s/d 2 lantai tetapi areanya terdapat di gang.

Mens sana in corpore sano


Yang sering melakukan olahraga, biasanya tidak asing dengan motto/kalimat di atas, dan, memahami artinya. Ada yang mengartikan: “di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula” atau “di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat” atau “di dalam badan yang kuat terdapat jiwa yang kuat pula” atau “di dalam badan yang kuat terdapat jiwa yang sehat.” Dan, kemudian, banyak pihak yang menyangkal kebenaran motto tersebut. Alasannya, khan tidak mesti begitu. Ya, benar, memang tidak begitu. Motto yang tertulis di judul tersebut belum lengkap, dan, ketidaklengkapan ini sering diberi makna, sehingga, ya, maknanya salah. Motto yang digagas oleh Seneca (filsuf yunani) tersebut lengkapnya begini: “Orandum est us sit, Mens sana in corpore sano.” Oleh Karpovich (seorang ahli fisiologi) diterjemahkan sebagai berikut: “It is to be prayed that there would be a sound mind a sound body.” Setelah mengetahui yang benar, maka, janganlah mengucapkan yang salah. Kahnn begitu, ya?

Dasar - dasar Beton

Bar grafik yang menunjukkan prosentase dari komponen yang berbeda pada beton


Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang telah umum
digunakan untuk bangunan
gedung, jembatan, jalan, dan lain-lain. Beton
merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara
mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis agregat
lain dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang-kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun
fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang
homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan
terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air.
Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan
tiruan, dengan rongga-rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau
batu pecah), dan diisi oleh batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori-pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen
juga berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan,
sehingga butiran-butiran agregat saling terekat dengan kuat sehingga
terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan tahan lama.
Membuat beton sebenarnya tidaklah sederhana hanya sekedar
mencampurkan bahan-bahan dasarnya untuk membentuk campuran yang
plastis sebagaimana sering terlihat pada pembuatan bangunan sederhana.
Tetapi jika ingin membuat beton yang baik, dalam arti memenuhi persyaratan
yang lebih ketat karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus
diperhitungkan dengan seksama cara-cara memperoleh adukan beton segar
yang baik dan menghasilkan beton keras yang baik pula. Beton segar yang
baik ialah beton segar yang dapat diaduk, dapat diangkut, dapat dituang,
dapat dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi pemisahan kerikil
dari adukan maupun pemisahan air dan semen dari adukan. Beton keras yang
baik
adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan aus, dan kembang
susutnya kecil memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut



Kelebihan Beton :
1.    Beton mampu menahan gaya tekan dengan baik serta mempunyai sifat tahan terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan
2.    Beton segar dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan keinginan, Cetakan dapat pula dipakai berulang kali sehingga lebih ekonomis
3.    Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang pada tempat-tempat yang posisinya sulit.
4.    Beton tahan aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah.
Kekurangan Beton :
1.    Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik, sehingga mudah retak.Oleh karena itu perlu di beri baja tulangan sebagai penahan gaya tarik.
2.    Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan suhu,sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retakan-retakan akibat terjadinya perubahan suhu.
3.    Untuk mendapatkan beton kedap air secara sempurna, harus dilakukan dengan pengerjaan yang teliti.
4.    Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan diteliti
secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

TEST BETON


Ada dua pengujian yang utama yang dilakuan terhadap beton, yaitu :
  1. SLUMP Test
    Slump Test bertujuan untuk menunjukkan Workability atau istilah bakunya kelecakan (seberapa lecak/encer/muddy) suatu adukan beton.

  2. COMPRESSION Test atau Tes Uji Tekan
    Tes Uji Tekan ini bertujuan untuk mengetahui berapa kekuatan yang bisa dicapai beton tersebut. Test Uji Tekan ini tentu saja dilakukan pada saat beton sudah mengeras.
Test tersebut harus selalu dilakukan dengan hati-hati. Test yang kurang memperhatikan prosedur yang baik dan benar dapat memberikan hasil yang tidak tepat.

SAMPLING
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batch beton, misalnya dari truk beton atau truk ready-mix. Pengambilan sampel ini harus sesegera mungkin dilakukan begitu truk sudah sampai di lokasi proyek. Jadi, sampel diambil di lokasi, bukan di Batching Plant, yaitu tempat dimana truk ready mix mengambil dan mencampur bahan baku beton.
Sampel dapat diambil dalam dua cara:
  1. Untuk persetujuan boleh dipakai atau tidak, sampel diambil setelah 0.2 meter kubik beton sudah dituang (dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu sebanyak 0.2 m kubik, kemudian diambil sampel. Jika oke, beton tersebut boleh dipakai. Jika tidak, tentu saja dikembalikan. :D
  2. Untuk pengecekan rutin: sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton dalam truk.

SLUMP TEST
Tujuannya adalah memastikan bahwa campuran beton tersebut tidak terlalu encer dan tidak terlalu keras. Slump yang diukur harus berada dalam range atau dalam batas toleransi dari yang ditargetkan.
Peralatan
  • Slump cone standar (diamter atas 100 mm, diameter bawah 200 mm, dan tinggi 300 mm)
  • Sekup kecil
  • Batang besi silinder (panjang 600 mm, diameter 16 mm)
  • Penggaris/mistar/ruler
  • Papan slump (ukuran 500x500 mm)
Prosedur
  • Bersihkan cone. Basahi permukaannya dengan air, dan tempatkan di papan slump. Papan slump harus bersih, stabil (tidak mudah bergeser),tidak berdebu, dan tidak miring.
  • Ambil sampel beton,
  • Berdiri pada pijakan (kuping) yang ada pada cone. Isi sepertiga bagian dari cone dengan sampel. Padatkan dengan cara rodding, yaitu menusuk-nusuk beton sebanyak 25 kali. Lakukan dari bagian terluar ke bagian tengah
  • Isi lagi hingga mencapai 2/3 bagian cone. Lakukan rodding 25 kali, tapi hanya sampai ke bagian atas lapisan pertama. Bukan ke dasar cone.
  • Isi hingga penuh, lakukan lagi rodding 25 kali hingga ke bagian atas lapisan kedua.
  • Ratakan bagian atas beton yang "meluap" dengan menggunakan batang besi. Bersikan papan slump di sekitar cone. Tekan pegangan cone ke bawah, dan lepaskan pijakan
  • Angkat pelan-pelan cone tersebut. Jangan sampai sampel bergerak/bergeser
  • Balikkan cone, tempatkan di samping sampel, dan letakkan batang besi di atas cone yang terbalik tersebut.
  • Ukur slump beberapa titik, dan catat rata-ratanya
  • Jika sampelnya gagal atau berada di luar toleransi, maka harus diambil sampel lain, kemudian dilakukan slump test lagi. Jika masih gagal juga, maka beton tersebut boleh ditolak.
UJI KUAT TEKAN
Uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton yang sudah mengeras. Test ini dilakukan di laboratorium, dan tentu saja bukan di lokasi proyek (off-site). Yang bisa  dilakukan di lokasi (site) hanyalah membuat atau mencetak beton silinder untuk diuji. Kan, sampelnya ada di site. Tidak boleh membawa sampel ke laboratorium, kemudian masukkan ke cetakan silinder. Cetakan silinder harus disediakan di lokasi proyek.
Kekuatan beton dapat diukur dalam satuan MPa atau satuan lain misalnya kg/cm2. Kuat tekan ini menunjukkan mutu beton yang diukur pada umur beton 28 hari.
Peralatan Pembuatan Sampel
  • Tabung/silinder cetakan (diameter 100mm x 200mm H, atau diameter 150 mm x 300 mm H)
  • Sekup kecil.
  • Batang besi silinder (diameter 16 mm, panjang 600 mm)
  • Pelat baja sebagai dudukan
Prosedur Pembuatan Sampel Silinder
  • Bersihkan cetakan silinder dan lumuri permukaan dalamnya dengan form oil, agar adukan beton tidak menempel di permukaan metal dari cetakan tersebut.
  • Ambil sampel adukan beton
  • Isi 1/2 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan pemadatan dengan cara rodding sebanyak 25 kali. Pemadatan juga dapat dilakukan di atas meja getar.
  • Isi lagi cetakan silinder hingga sampel beton sedikit meluap. Lakukan rodding 25 kali sampai ke atas lapisan pertama
  • Ratakan beton yang meluap, dan bersihkan tumpahan-tumpahan beton yang menempel di sekitar cetakan.
  • Beri label. Letakkan di tempat yang teduh dan kering dan biarkan beton setting sekurang-kurangnya selama 24 jam.
  • Buka cetakan dan bawa beton silinder ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan

CARA PEMBAYARAN


1.       Pembayaran terdiri dari harga beton sesuai volume yang dipesan
2.       Pembayaran secara setor tunai pada saat ditandatangani formulir pemesanan, atau sesuai kesepakatan bersama, dapat dilakukan di Bank Mandiri atas nama PT. Sinar Dinamika Beton
3.       Bila dalam pelaksanaannya ternyata volume melebihi atau kurang dari pemesanan maka akan kami perhitungkan kemudian.